- Konsep Dasar
Post Laparatomi dan Indikasi Kehamilan Ektopik
1.
Laparatomi
a.
Pengertian Laparatomi
Laparatomi
adalah operasi membuka rongga abdomen (Kamus Saku Keperawatan Brooker Christine, 2001 : 234).
Laparatomi
adalah operasi dengan pembukaan sebagian perut di area perut mana saja
(Dorland, 2000 : 991).
b.
Pengertian Post Laparatomi
Post laparatomi adalah keadaan setelah dilakukan operasi
pembukaan rongga abdomen.
c.
Tujuan Laparatomi
Tujuan dilakukan tindakan laparatomi
pada kehamilan ektopik adalah untuk menghentikan sumber perdarahan dan untuk
membantu menegakkan diagnosis.
d. Komplikasi Laparatomi
komplikasi
dari tindakan laparatomi yaitu, seperti perdarahan, syok hipovolemik
takikardia, hipotensia, pucat dengan ekstremitas akral dingin, dan peritonitis.
e. Indikasi laparatomi
Indikasi
laparatomi segera dapat dilakukan pada klien dengan peritonitis, syok
(hipovolemik) , dan perdarahan gastrointestinal.
2.
Definisi Kehamilan Ektopik
Kehamilan
ektopik (kehamilan diluar kandungan) adalah suatu kehamilan dimana janin
berkembang diluar rahim, yaitu di dalam tuba falopii (saluran telur), kanalis
servikalis (saluran leher rahim), rongga panggul maupun rongga perut (Mediacastore.
2004).
Kehamilan
ektopik adalah suatu keadaan dimana hasil konsepsi berimplantasi, tumbuh dan
berkembang diluar endometrium kavum uteri.
Bila kehamilan
tersebut mengalami proses pengakhiran (abortus) maka disebut dengan kehamilan
ektopik terganggu (KET) (Achadiat, 2004 : 100).
Kehamilan ektopik ialah dimana setelah
fertilisasi, implantasi terjadi diluar endometrium kavum uteri. Hampir 90%
kehamilan ektopik terjadi di tuba uterine. Kehamilan ektopik dapat mengakibatkan
abortus atau ruptur apabila masa kehamilan berkembang melebihi kapasitas ruang
implantasi (misalnya : tuba) dan peristiwa ini disebut sebagai kehamilan
ektopik terganggu (Prawirohardjo, 2001 :152).
Berdasarkan ketiga
pengertian diatas, penulis membuat kesimpulan bahwa kehamilan ektopik terganggu
adalah kehamilan dimana janin tumbuh dan berkembang / implantasi diluar
endometrium kavum uteri yang mengakibatkan abortus atau ruptur jika
perkembangan melebihi kapasitas ruang implantasinya.
3.
Etiologi Kehamilan Ektopik
Sebagian
besar kehamilan ektopik terjadi pada tuba sehingga setiap gangguan pada tuba yang
disebabkan infeksi akan menimbulkan gangguan dalam perjalanan hasil konsepsi
menuju rahim. Gambaran penyebab kehamilan ektopik (Mochtar, 1998 : 228), yaitu
:
a.
Gangguan pada lumen tuba
1)
Infeksi menimbulkan pelekatan
endosalping sehingga menyempitkan lumen.
2)
Hipoplasia tuba sehingga
lumennya menyempit.
3)
Operasi plastik pada tuba
(rekontruksi) atau melepaskan perlekatan dan tetap menyempitkan tuba.
b.
Gangguan diluar tuba
1)
Terdapat endometriosis tuba
sehingga memperbesar kemungkinan implantasi.
2)
Terdapat divertikel pada lumen
tuba.
3)
Terdapat perlekatan sekitar
tuba sehingga memperkecil lumen tuba.
4)
Kemungkinan migrasi eksternal,
sehingga hasil konsepsi mencapai tuba dalam keadaan blastula.
c.
Faktor Uterus
1)
Tumor rahim yang menekan tuba
2)
Uterus hipoplastis
d.
Faktor Ovum
1)
Migrasi Eksterna dari ovarium
2)
Perlekatan membrana granulose
3)
Rapid cell devision
4)
Migrasi internal ovum
4.
Klasifikasi Kehamilan Ektopik
Klasifikasi
kehamilan ektopik (Mochtar, 1998 : 228), yaitu :
a.
Kehamilan Tuba
Dinding tuba merupakan lapisan luar
dan kapsularis yang merupakan lapisan dalam dari hasil konsepsi. Karena tuba
tidak dan bukan merupakan tempat normal bagi kehamilan, maka sebagian besar
kehamilan tuba akan terganggu pada umur 6 – 10 minggu kehamilan. Nasib dari
hasil konsepsi bisa:
1)
Mati dan kemudian diresobrsi.
2)
Terjadi abortus tuba (65%), ibu
mengalami keguguran dan hasil konsepsi terlepas dari dinding tuba kemudian
terjadi perdarahan yang bisa sedikit atau banyak.
Hasil
konsepsi dan perdarahan bisa keluar kearah kavum uteri dan dikeluarkan
pervaginam atau keluar kearah kavum abdominal sehingga bertumpuk dibelakang
rahim disebut hematoma retrouterina atau disebut juga massa pelvis (pelvic mass).
3)
Terjadi ruptur tuba (35 %)
Bila robekan
kecil maka hasil konsepsi tetap tinggal didalam tuba, sedangkan dari robekan
terjadi perdarahan yang banyak. Bila robekan besar, maka hasil konsepsi keluar
dan masuk dalam rongga perut. Nasib hasil konsepsi ini bisa :
a)
Mati dan bersama darah
berkumpul diretrouterina
b)
Bila janin agak besar dan mati
akan menjadi litopedion dalam rongga perut, atau
c)
Janin keluar dari tuba kemungkinan
tumbuh terus dalam rongga perut dan terjadi kehamilan abdominal sekunder.
Plasenta akan melebar mencari kebutuhan makanan janin pada usus, ligamentum
latum, dan organ – organ disekitarnya. Selanjutnya janin dapat tumbuh terus
bahkan sampai a terme.
Diantara kehamilan ektopik yang terbanyak terjadi di
dalam tuba, khususnya diampula dan isthmus. Kehamilan tuba terdiri dari :
a)
Kehamilan Intramuralis (Interstisial)
Karena
dinding agak tebal, dapat menahan kehamilan sampai 4 bulan atau lebih, kadang
kala sampai a terme. Kalau pecah dapat menyebabkan perdarahan yang banyak dan
keluarnya janin dalam rongga perut.
b)
Kehamilan Isthmus
Dinding
tuba disini lebih tipis, biasanya pada kehamilan 2 – 3 bulan sudah pecah.
c)
Kehamilan Ampula dan Fibria
Dapat
terjadi abortus dan ruptur pada kehamilan 1 – 2 bulan.
b.
Kehamilan Ovarial
Kehamilan
ini jarang terjadi. Dalam kehamilan ini terjadi perdarahan di ovarium ini disebabkan
bukan saja oleh pecahnya kehamilan ovarium, tetapi bisa oleh ruptur kista
korpus luteum, torsi, dan endometriosis.
c.
Kehamilan Abdominal
Menurut
cara terjadinya bisa dibagi menjadi primer, yaitu implantasi terjadi sesudah
dibuahi, langsung kepada peritoneum atau kavum abdominal ; dan sekunder, yaitu
bila embrio yang masih hidup dari tempat primer, misalnya karena abortus tuba
atau ruptur tuba, tumbuh lagi di dalam rongga abdomen.
Kehamilan abdominal bisa mencapai a
terme dan anak hidup hanya sering menjadi cacat tubuh. Biasanya fetus sudah
meninggal sebelum cukup bulan, yang kemudian dapat mengalami degenerasi dan
maserasi ; infiltrasi lemak (fatty) ; menjadi lithopedion (membatu) ; atau
menjadi fetus papyreceus.
d.
Kehamilan Servikal
kehamilan
servikal ini merupakan kehamilan dimana nidasi terjadi pada kanalis servikalis,
sehingga dinding serviks menjadi sangat tipis dan membesar. Hal ini jarang
dijumpai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
KOMENTAR ANDA UNTUK LEBIH BAIKI!!!!